Selasa, 27 April 2021

TEHNIK MEMASARKAN BUKU

 TEHNIK MEMASARKAN BUKU 



https://youtu.be/5T510daKi6I


Seperti pada flyer/poster, tema belajar siang ini adalah “Teknik Memasarkan Buku”. .cara baru memasarkan buku Untuk bisa memasarkan buku yang bermutu, maka kita harus belajar bagaimana menulis dan menerbitkan buku. 

Intinya adalah bagaimana teknik memasarkan buku yang jitu dan banyak dibeli oleh pembaca.

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk dimiliki.

Dimulainya dengan mencari editor yang mampu membuat buku yang saya terbitkan menjadi enak dibaca. Semua buku yang saya cetak di penerbit indie selalu ada editornya dan saya tak pernah merangkap menjadi seorang penulis sekaligus editornya. Itulah mengapa isi buku yang saya terbitkan selalu laku di pasaran. Sebab sudah diedit secara profesional oleh para editor yang memang menguasai di bidangnya.

Berbeda bila kita menerbitkan buku di penerbit mayor atau penerbit besar. Semua buku ada editornya sehingga terseleksi dengan baik dan layak untuk dijual atau dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan ke manca negara bila bagian marketing nya sudah sampai ke berbagai negara di dunia.

Teknik memasarkan buku ada beberapa cara. Kita bisa mencari informasinya di Mbah Google.com. Tinggal ketik saja, maka anda akan dapatkan segudang informasinya.

Cara yang paling banyak dipakai untuk memasarkan buku adalah menggunakan media digital dan media sosial. Banyak sekali iklan buku baru bertebaran di internet. Ada yang lalu dan ada juga yang kurang laku.

Untuk itu menggunakan YouTube dan Instagram untuk memasarkan buku buku terbaru .

https://images.app.goo.gl/THVqdAsuuSCu1NcbA

https://www.instagram.com/p/CNXWqssAttR/?igshid=1gmk3cpnwsco6

Untuk promosi buku lebih baik mengunakan  di Instagram. 

Contoh :untuk memasarkan produk Al Qur'an yang sangat bagus sekali kertas dan tampilannya. Caranya beriklan sangat cool dan lebih kepada story' telling

Beda dengan saya ketika beriklan di http://YouTube.com/wijayalabs. 

Lebih natural dan apa adanya. 


https://youtu.be/802VAoI6Tvo ini iklan untuk buku menuju pribadi unggul. 

https://wijayalabs.com/sinopsis-kata-pengantar-buku-terbaru-omjay-guru-tangguh-berhati-cahaya/

Blog sebagai media digital untuk memasarkan buku buku yang saya tulis dan terbitkan.

Semua itu membuat buku buku saya banyak dipesan dan dibeli orang banyak dari seluruh Indonesia. Bahkan ada juga yang pesan bukunya dari Malaysia, Singapura dan Brunei

Inti dari memasarkan buku adalah adanya kolaborasi. Kita harus bekerjasama dengan orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Untuk penerbit besar, biasanya mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak. Sehingga serangan darat, laut dan udara dapat dengan mudah mereka kuasai. Walaupun saat ini jumlah pemasaran bukunya agak berkurang akibat pandemi covid19

Bagi kita para penulis pemula tentu saja ingin bukunya laku dan dibeli oleh banyak orang. Oleh karena itu, kolaborasi adalah kunci agar buku kita bisa dipasarkan di belantara dunia Maya yang selalu non stop 24 jam.

Saya menggunakan media sosial untuk memasarkan buku buku yang saya tuliskan dan bekerjasama dengan kawan kawan lainnya dalam memasarkan buku. Setiap buku akan menemui takdirnya. Namun itu semua harus diiringi dengan usaha yang terus menerus dan tidak mudah putus asa

Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri dan jangan mengeluh. Itulah yang saya lakukan ketika mengalami beberapa kali gagal dalam memasarkan buku terbaru saya. Pada akhirnya saya menemukan hal hal baru yang membuat saya mencari momentum untuk menerbitkan buku terbaru saya.

Saya belajar dari almarhum Hernowo Hasim. Beliau sangat produktif sekali menulis. Namun dari ratusan bukunya, hanya sedikit yang menjadi buku best seller. Salah satunya adalah *andaikan buku sepotong pizza*.

https://mizanstore.com/

https://www.andipublisher.com/

Harus diakui, buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor lebih banyak pembelinya. Mereka selain punya tenaga pemasaran yang berpengalaman, juga memiliki media sosial yang bagus. Wajar saja bila buku buku yang diterbitkan selalu banyak pembacanya

Salah satu Penerbit buku mayor yang selalu melakukan inovasi adalah penerbit Andi Yogyakarta. Saya banyak belajar dari pengalaman para pengelola penerbit ini.

Hal yang saya suka dari penerbit Andi Yogyakarta adalah seringnya melakukan acara webinar dan bersertifikat. Anda bisa belajar dari Chanel youtubenya di tv Andi

Buku kawan kawan belajar menulis PGRI banyak dipasarkan dengan cara ini. Itulah mengapa kolaborasi itu penting agar buku yang diterbitkan laku dipasaran. Kita sebagai penulis jangan juga hanya diam saja. Penulis harus ikut memasarkan bukunya. Dengan begitu bukunya akan laku dan banyak dibeli orang banyak.

https://youtu.be/F9sAf8Nwl5Y

Bagi saya yang sudah menikmati royalty buku dari penerbit mayor maupun penerbit indie, saya akan selalu melakukan inovasi. Sebab inovasi yang tiada henti akan membuat buku buku yang kita tuliskan sampai ke tangan pembaca.

Kalau sudah seperti itu, jangan kaget bila anda menerima royalty buku sampai ratusan juta rupiah karena adanya kolaborasi.

Bagi yang menikmati royalty buku dari penerbit mayor maupun penerbit indie, akan selalu melakukan inovasi. Sebab inovasi yang tiada henti akan membuat buku buku yang dituliskan sampai ke tangan pembaca.

Jangan lupa silahturahmi. Sebab silahturahmi atau silahturahim juga sangat membantu kita dalam memasarkan buku. Pada akhirnya teknik memasarkan buku akan kita temui dari adanya silahturahmi ini. Kekuatan silahturahmi ini dahsyat. Akan banyak rezeki yang akan mengikutinya.

 P1

Assalamualaikum perkenalkan saya Umi Agus Farida dari Marabahan Batola provinsi Kalimantan Selatan

Maaf tanya pak, untuk pemula membuat antologi tentunya ingin sendirian membuat buku. Nah untuk mempersingkat waktu bisakah antologi2 dijadikan satu buku. Kemudian dalam satu buku itu apa boleh beragam tema. Bagaimana memasarkan buku ditingkat desa, kecamatan, atau kabupaten yang masih terisoler 

Jawab

Walaikum salam ibu umi. Silahkan saja Bu. Tapi memang perlu kerja keras untuk membuat buku antologi karena kita menyambungkan pikiran untuk para penulisnya. Peran kurator sangat penting. Untuk memasarkan buku di daerah 3T harus mengunakan jalan darat. Itulah mengapa kita harus menguatkan tali silaturahmi

P2

Assalamualaikum

Saya Eka Wiyati dari Lampung Timur

Sungguh materi yang menggiurkan. Namun jujur bagi saya ilmu marketing benar-benar ilmu yg paling sulit.

Pertanyaan saya,

1. Bagaimana kita menghadapi teman yang maaf maunya geratis. Mau buku kita tetapi geratis.

2. Bagaimana trik mencari teman untuk berkolaborasi memasarkan buku kita., 

Wassalamualaikum.Trmksh

 N

1. Untuk promosi tidak apa apa. Saya biasa memberikan buku gratis sebagai investasi kita membangun personal branding. Namun demikian buku yg kita berikan gratis biasanya jarang dibaca. Itulah mengapa saya lebih suka menjual buku dan tidak memberikan secara gratis. Kecuali saya sudah mendapat untung dari penjualan buku.

2. Saya memulainya dengan menjadi teman yang baik dulu. Kemudian saya membangun supertim. Kita tak bisa menjadi org hebat sendirian. Itulah mengapa kita harus berkolaborasi. Mulailah dari kita dulu untuk menjadi teman dan sahabat yang baik. 

P3

Assalamu'alaikum Izin bertanya apakah penentuan harga dapat digunakan sebagai

 media untuk memasarkan buku?

Ibu Farida yang hebat. Kita sendiri bisa menentukan harga buku. Biasanya saya ambil 100 persen. Misal harga cetak buku 35.000 maka saya jual 70.000 itulah cara saya agar penulis juga sejahtera dan dapat menikmati hasilnya sebagai seorang penulis profesional

 N

Ibu Maesaroh yang baik hatinya. Untuk bisa menjadi orang yang Percaya diri itu perlu proses. Itulah mengapa kita perlu berkolaborasi. Saya sendiri awalnya seperti itu. Perlu waktu 15 tahun untuk membangun personal branding. Tidak ada yang instan. Nikmati prosesnya dan kita akan menemukan kepercayaan diri seiring dengan seringnya kita berinteraksi dengan sesama penulis. Saya banyak belajar dari kawan kawan penulis lainnya.

P4

Assalamualaikum Pak Sucipto

Saya Maesaroh dari Lebak ingin bertanya dari paparan yang beliau simak ternyata memasarkan buku itu begitu mudah sekali dengan menggunakan media sosial. Namun bagi penulis pemula bagi saya, rasanya belum memiliki kepercayaan diri  dalam marketing buku. Bagaimana cara menumbuhkan kepercayaan diri itu? Mungkin ketika Om Jay yang memasarkan buku, para peminat bisa langsung tertarik, beda halnya apabila terjadi pada penulis pemula yang belum memiliki personal branding.

Ibu Maesaroh yang baik hatinya. Untuk bisa menjadi orang yang Percaya diri itu perlu proses. Itulah mengapa kita perlu berkolaborasi. Saya sendiri awalnya seperti itu. Perlu waktu 15 tahun untuk membangun personal branding. Tidak ada yang instan. Nikmati prosesnya dan kita akan menemukan kepercayaan diri seiring dengan seringnya kita berinteraksi dengan sesama penulis. Saya banyak belajar dari kawan kawan penulis lainnya. 

P5

Nuryatin lamongan

Agar buku layak baca...bermutu dan terbit...harus ada editor.

Bagaimana cara mencari ( memohon ) agar orang tsb mau jadi editor buku kita ?

Apakah ada uang jasa untuk editor ? 

Dulu saya mengeluarkan uang sampai jutaan rupiah untuk mendapatkan seorang editor terbaik. Tapi hasilnya dahsyat. Buku buku saya laris di pasaran. Jadi investasi yang kita tanamkan akan berbuah manis bila kita yakin bahwa buku yang ditulis akan menemui takdirnya. Saya selalu yakin bahwa seorang editor yang baik akan membantu penulisnya agar buku yang dituliskan menjadi lebih bermutu dan semakin berkualitas.

Saya belajar dari kisah Andrea Hirata. Sewaktu dia menulis buku laskar pelangi. Sangat garing sekali. Berkat tangan dingin seorang editor, buka laskar pelangi laku keraa dan menjadi buku best seller di negeri ini. Bahkan kemudian difilmkan. Jadi kalau kita ingin bukunya semakin bagus, jangan lupakan jasa seorang editor.

N

P6

Nama : Agung Pramono

Alamat : Tangerang Selatan

Pertanyaannya : Bagaimana meyakinkan diri sendiri saat akan mencetak buku, sehingga buku yang dicetak akan terjual semua

Jawab

Kita harus yakin bahwa buku yang dicetak akan menemui takdirnya. Oleh karena itu kita harus berusaha dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas sampai tuntas. Itulah mengapa buku yang saya cetak laku terjual. 

Bila masih belum terjual, kita tunggu moment yang tepat. Akan tiba saatnya buku itu laku.

Contoh buku blogger ternama yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Buku tersebut baru laku keras setelah setahun buku itu terbit. Jadi nikmati prosesnya. Biasanya proses tidak akan mengkhianati hasil. Saya selalu melakukan inovasi agar buku saya laku.

N

 P7

Saya Tuti Suryati dari Subang, izinkan saya bertanya tentang bagaimana menentukan harga sebuah buku, apalagi saat promo, apakah ada ketentuan khusus? 

Jawab 

Ibu Tuti yang baik hatinya. Saya biasanya belajar dari kawan kawan untuk menentukan harga buku. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Kalau kita punya dana besar, sebaiknya mencetak dalam jumlah besar. Sebab harganya akan semakin murah. Semakin banyak kita menjual buku maka akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Itulah prinsip ekonomi yang saya pegang.

N

P8

Saya  Syafrina dari Padang.

Terimakasih atas paparan materi siang ini..

Memang buku saya sudah menumpuk dalam lemari dan banyak yang belum terjual.

Saya akan coba terapkan cara cara tadi..

Bisakah om mencarikan editor untuk buku resume gel 18 yang sedang saya rilis ini.agar buku saya best seller ?

Terimakasih

Ibu Safrina yang luar biasa.

Buku yang belum terjual jangan cuma disimpan. Pasarkan melalui media sosial. Gunakan kekuatan tali silaturahmi. Dengan begitu satu demi satu bukunya akan laku.

Untuk mencari editor bisa menghubungi pak Mukminin dan Bu Kanjeng. Mereka pakar di bidangnya. Silahkan hubungi mereka.

P13

Assalamualaikum 

Hadijah dari Makassar

Selama ini saya pikir untuk hak penjualan buku itu ada di penerbit. Ternyata malah kita sendiri, penulis bisa/harus memasarkan buku. 

Izin bertanya, 

Klo dari penerbit awal buku yang kita cetak sedikit, untuk cetak berikut nya apakah bisa pindah ke pencetak lain tidak lagi di penerbit awal.?

Dan nanti pemasarannya, harga buku itu penuliskah yang tetap kan?

Untuk menjual buku kita, sebagai penulis kita harus ikut pro aktif menjualnya. Sekelas penulis Ahmad Fuadi saja, beliau tidak malu memasarkan buku negeri 5 menara yang akhirnya difilmkan.

Kalau penerbit mayor biasanya ada kontrak perjanjian kerjasama antara penerbit dan penulis sebelum buku tersebut diterbitkan.

Kalau di penerbit indie, kita bisa mencetak bukunya di mana saja. Sebab hak cetak ada pada kita. Jadi kita bisa pindah tempat cetak yag lebih murah dan berkualitas kertasnya

Pesan kepada bapak ibu para penulis pemula. Belilah buku buku yang  tuliskan. Sebab semua ilmunya ada di sana. Jangan pelit beli buku. Sebab buku adalah investasi yang paling berharga dari seorang penulis

2 komentar:

Menulis Autobiografi

  Menulis Autobiografi Alhamdulilah  jumat berkah untuk mengikuti Pelatihan Belajar menulis di PGRI yang mana pertemuan kali ini  di bawakan...