Senin, 23 Agustus 2021

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Langkah  Menyusun Buku Secara Sistematis


Untuk malam ini di pertemuan ke 18 Ibu kanjeng membuka acara ini yang mana malam ini kita akan belajar bareng dengan narasumber hebat dari Tanah Toraja beliau Bang Rhoma. Sebelum acara dimulai berdoa dulu sejenak agar waktu tenaga dan pikiran yang kita curahkan malam ini bermanfaat dan full Barokah. 
kita yang dikenal dengan bang Roma yang nama aslinya adalah Bang Yulius Roma Patandean, S.Pd. Sebagai narasumber Bang Roma memberi  *Semangat menulis*. Terima kasih buat kesempatan yang mulia ini untuk berbagi dengan sahabat-sahabat penulis hebat di Grup Belajar Menulis PGRI binaan Omjay. Dan ini adalah biodata saya (bang Roma)  setelah selesai menjelaskan tema malam ini mengenai Langkah  Menyusun Buku Secara Sistematis ada sesi  tanya jawab

https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.

Bang roma selain dia memberikan blog untuk perkenalan pertama dan dia juga memperkenalkan channel youtube 

 https://www.youtube.com/c/RomaPatandean

Bang Roma  yakin bahwa  para sahabat penulis telah menyiapkan rancangan bangunan bukunya setelah beberapa pertemuan. Baik berupa rancangan naskah resume materi maupun rancangan naskah buku solo. Oleh karenanya, malam ini Bang Roma akan berbagi pengalaman dalam *Menyusun Buku Secara Sistematis* sesuai yang saya lakukan selama ini.

Sebelum menyusun naskahnya untuk diterbitkan, saya menitip pesan:

*Yakinlah dengan kualitas naskah buku yang telah disiapkan* 

*Bagaimana pun sederhananya naskah tulisan kita, ia akan memiliki tempat tersendiri di hati pembacanya*

*Hindari rasa minder, bahwa naskahnya tidak baik. Pegang prinsip, naskah buku yang ada sangat baik untuk diterbitkan*

Dengan demikian, akan ada rasa percaya diri dan kepuasan dalam melakukan pengeditan dan penyusunan naskah buku yang sistematis.

Selanjutnya, saya akan berbagi tutorial cara *Menyusun Buku Secara Sistematis* versi Yulius Roma Patandean. 

Silahkan disimak pada video-video berikut.

 https://youtu.be/jXPr59aWJSc

 https://youtu.be/eePQwyHAcjw

Bagi para sahabat yang tertarik menerbitkan buku di Penerbit ANDI, sebaiknya naskah buku dibuatkan indeks. Nah. ini cara yang saya pakai.

https://youtu.be/mS8bfNZT-rA

Langkah-langkahnya sudah saya bagikan, sekali lagi menurut versi Yulius Roma Patandean ya.... Agar, terbiasa dengan penyusunan naskah sistematis ini, maka saya menitip untuk CLBK. Bukan *Cinta Lama Bersemi Kembali* Tetapi,*Coba Lakukan Biasakan* dan *Konsisten.*

Memulai sesuatu tentunya tidak mudah. Sama halnya dalam mengumpulkan percikan-percikan naskah buku, demikian pula dalam mengedit dan menyatukan percikan naskah kita.

Biarkan saja percikannya menyebar sana-sini di laptop, ketika dinikmati penyusunannya akan menghasilkan karya yang luar biasa.

Keren narasumber kita ini Ingat bang Roma, ingat  CLBK motivasi yang paling keren,  Katanya sih kesayangannya Prof Eko dia menulis buku sekaligus gulik YouTube.

Sangat senang melihatnya punya kemampuan dan bakat menulis suatu anugerah yang paling luar biasa untuk kesempatan ini orang yang bisa seperti ini ada kata pepatah Om Jay bilang, Menaklukan ribuan orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang.

Mungkin bisa berbagi sedikit, trik yang digunakan supaya bisa cepat selesai dalam.mewujudkan 1 buku yang menjadi tantangan.trik saya adalah fokus. Jika target saya menerbitkan buku minggu depan, maka minggu ini harus tuntas. Saya masih memegang titipan tips dari Prof. Eko, yakni maksimal menulis di akhir pekan, hari Sabtu dan Minggu.Serta maksimalkan kemampuan yang dimiliki, pantang mundur jika naskah tidak terbit. Naskah terbit memberi kebahagiaan tidak ternilai untuk sejarah hidup kita.

Jujur, saya tidak pakai sub judul. Strategi saya adalah menulis naskah sebanyak-banyaknya. Judul dan sub judul kemudian saya rancang belakangan 

Mengapa saya memilih strategi itu? Karena pikiran saya seolah terbatasi jika saya siapkan judul terlebih dahulu. Urutan BAB dan sub judul baru saya sesuaikan ketikan melakukan proses pengeditan.

Satu lagi, biasakan koleksi foto lewat kamera handphone. Karena itu adalah salah satu master in.

Sebagai guru, apalagi masa pandemi, pekerjaan tiada habisnya. Konsistensi saya pelihara dengan menyiapkan hari khusus untuk menulis, fokus di hari Minggu untuk menyatukan percikan tulisan, jika kepepet waktu untuk penyelesaian naskah , maka saya mengedit, menambah dan melengkapi naskah setiap malam. Sejak saya mengikuti pelatihan ini, jam tidur saya paling cepat jam 11 malam Waktu Indonesia Tengah. 

Apa kendala  yang bang Roma temui dalam proses menulis hingga jadi buku dan apa solusinya?Kendala utama adalah.. *Manajemen Waktu*. Solusinya adalah *memisahkan waktu antara bekerja, kegiatan masyarakat dan kuliah*. *Jangan pernah menunda untuk menuliskan ide untuk naskah buku jika sudah muncul di pikiran.* *Minimal simpan di handphone.* 

Apa kendala  yang bang Roma temui dalam proses menulis hingga jadi buku dan apa solusinya?*Kendala utama adalah *Manajemen Waktu*. Solusinya adalah *memisahkan waktu antara bekerja, kegiatan masyarakat dan kuliah*. *Jangan pernah menunda untuk menuliskan ide untuk naskah buku jika sudah muncul di pikiran.* *Minimal simpan di handphone.* 

Sangat  menginspirasi para peserta malam ini. 

 Lebih mudah mana menulis buku non fiksi atau fiksi? Versi  yang lebih mudah menulis non fiksi.

*1**Keduanya masih saya jalankan sampai sekarang*. Oya satu prinsip yang saya pegang adalah *Jangan menulis karena kebutuhan naik pangkat* (bagi guru PNS), jika ini dipegang tentu motivasi dan niat menulisnya kurang power. Terkait Channel YouTube, sebenarnya *YouTube saya buat untuk melayani siswa-siswa saya belajar secara tunda selama program belajar dari rumah. Dan kondisi ini masih berlangsung sampai sekarang. Hampir semua tatap muka pembelajaran saya, tersimpan di YouTube sejak tahun lalu hingga hari ini. Saya tidak peduli berapa subscribernya dan viewernya, niat saya hanya menyediakan sarana belajar untuk siswa yang saya ajar sebagai respon atas permintaan mereka, bahwa selama PJJ mereka butuh penjelasan gurunya.* Mungkin YouTube kasihan sama saya sehingga diberi label monetisasi. 

*Jujur keduanya tidak akan saya lepaskan. Menulis buku telah mendewasakan pikiran saya dan YouTube sebagai sarana berbagi ke siswa saya. Jadi keduanya adalah satu kesatuan.*

*Dalam menulis latar belakang sebuah buku, apakah lazim jika diawali dengan kalimat tanya ( pertanyaan retorikal)?Why not? Tentu bisa. Justru ini bisa menggelitik pembaca. Bagi saya, itu adalah sebuah kekhasan dan karakteristik seorang penulis. Menawarkan sebuah hal yang baru tentunya memuaskan pembaca.*

 *Untuk menulis buku non fiksi, saran saya minimal 5 BAB.* Seperti yang kita ketahui standar penerbitan buku adalah 40 halaman versi UNESCO, kertas A5, ukuran font 12, Times New Roman. 5 BAB dengan masing-masing 20 halaman isi akan menghasilkan satu buku dengan ketebalan isi 100 lembar. Dan sebaiknya buku tidak terlalu tipis agar ikut juga memuaskan penerbit. Ibu Kanjeng, pak Mukminin dan pak Brian tahu banyak masalah ini. 

Selain menulis kelengkapan buku secara sistematis, apa keuntungan lain dari menyusun naskah buku secara otomatis tersebut.

Sebenarnya tergantung kebiasaan menulis saja. Namun, dari pengalaman pribadi, dengan membuat otomatis, *jauh menghemat waktu*, terutama jika memindahkan bagian naskah dari satu bab ke bab lainnya. 

Membuat otomatis juga sebenarnya turut membantu bagian penerbit, karena naskah kita rapi mulai dari lembaran pertama hingga bagian Sinopsis.

Saya dalam menulis. Selebihnya, miliki sebuah motivasi bahwa saya harus menerbitkan naskah buku melalui tetesankeringat saya, biarkan emosi itu tercampur dalam buku perdana yang akan diterbitkan. Pada buku perdana akan ada rasa capek, galau, pusing, kecewa dan niat untuk menyerah. Pastikan naskah buku perdana terbit. Cukup di penerbit Indie. Selanjutnya, rasakan sensasinya, bahwa Anda sudah mencatatkan nama pada keabadian (menguti pak haji Thamrin Dahlan ). Terkait jumlah naskah yang saya terbitkan, mungkin ada hubungannya dengan masa pandemi. Kurangnya kegiatan tatap muka di kelas memberi saya kebiasaan baru.

Dari hati yang paling dalam, saya memilih non fiksi. Buku non fiksi mudah ditulis. Sumbernya tak terbatas, tanpa melalui dunia khayalan. dari aktifitas mengajar bisa dibukukan, pengalaman jalan-jalan, kuliner hingga memoar. 

Terkait Sinopsis, isinya adalah ringkasan buku, dan kepada siapa pembaca buku itu ditujukan, apakah masyarakat umum atau terbatas ke kalangan tertentu seperti mahasiswa, guru, dosen, dll. 

Jadi, menulislah dengan niat yang mulia bahwa harus ada jejak literasi yang ditinggalkan sebelum sang pencipta memanggil. Tidak ada kecewa dalam menulis, namun sesungguhnya yang ada adalah kepuasan bathin. Jangan pernah berhenti menulis. Menulislah selagi mampu. 

Gelombang :19 dan 20

Pertemuan ke:18

Tema :Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Moderator : Ibu  Kanjeng

Narasumber:Yulius Roma Patendean.S.Pd

Nia Kania Dewi,. ST. M.MPd

SMAN 1 Rancaekek


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Autobiografi

  Menulis Autobiografi Alhamdulilah  jumat berkah untuk mengikuti Pelatihan Belajar menulis di PGRI yang mana pertemuan kali ini  di bawakan...