Kamis, 19 Agustus 2021

Konsep Buku Non Fiksi

 Konsep Buku Non Fiksi

Satu hari setelah kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya malam ini ini saya mengikuti kegiatan latihan pembelajaran menulis di PGRI. 

Seperti biasa Mr Bam's membuka acara pelatihan menulis di mana Mr Bam's disini sebagai Moderator. Tak lupa sebelum memulai kegiatan memulai berdoa biar lancar dalam belajar menulis. Paling senang misal Mr. Bam's sebagai Moderator karena ada kata-kata yang sangat menarik di sini kebetulan di pertemuan kali ini. Bagi yang belum memberikan senyuman terbaik untuk seisi rumah, silahkan berikan senyuman agar semangat menggelora dalam diri serta orang-orang terkasih di sekeliling kita. 😁.    Siapkan minuman hangat juga cemilan yang membuat kita semakin rileks dimalam ini.

Setelah itu Moderator memperkenalkan Narasumber kita yang di biasa di panggil dengan ibu Lin yang nama aslinya adalah Ibu Musiin,.MPd

Narasumber kita akan memaparkan materi Mengenai Konsep Buku non Fiksi. Yang sebelumnya menyapa kepada para penulis hebat kelas menulis pelatihan pembelajaran menulis PGRI dan mengambil tema Konsep buku non fiksi. Gelombang 19 dan 20 ini di pertemuan ke-17 saya berkesempatan untuk memaparkan materi yang sampaikan hari ini Nah sedikit pengalaman dari saya bahwa saya adalah alumni gelombang ke-8 yang juga mendapatkan kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof Eko. Kami bersembilan telah berhasil melakukan menulis  Prof Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.

Saya telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu merendahkan potensi saya untuk menulis.

Saya yakin Bapak Ibu pasti juga mampu menjadi PEMENANG  DENGAN MENERBITKAN TIDAK HANYA 1 buku namun puluhan buku.

Ketakutan  yang saya rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

Takut tidak ada yang membaca.

Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

Merasa karya orang lain lebih bagus. 

Ketakutan itu yang sering kali membuat saya konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun.

Akhirnya saya singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri saya sendiri. Saya yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan. Bapak ibu jangan sampai menjadikan kegiatan menulis, sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay menjadi sebuah mimpi buruk.

Prof. Eko saya ibaratkan sebagai seorang Master  Chef  yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel.  Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Saya memiliki buku, Bapak Ibu juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.

Ini dia pertanyaan yang sangat menusuk hati kita "IS THERE A BOOK INSIDE YOU?"

Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya.

Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.  Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS

Mengapa ingin menjadi penulis Apa alasannya sebagai berikut:

Mewariskan ilmu lewat buku.

Ingin punya buku karya sendiri yang bisa dipajang di toko buku online maupun offline

Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa saya ingin menjadi penulis.


Keinginan kuat  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.  Pikiran menjadi penulis mengantarkan saya mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan  tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko.

penulis hebat,malam ini kita membahas buku nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 

             Contoh: Buku Pelajaran

Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

             Contoh: Buku Panduan

Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang saya pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni

Pratulis

Menulis Draf

Merevisi Draf

Menyunting Naskah

Menerbitkan

 Langkah Pertama

Pratulis

Menentukan tema

Menemukan ide

Merencanakan jenis tulisan

Mengumpulkan bahan tulisan

Bertukar pikiran

Menyusun daftar

Meriset

Membuat Mind Mapping

Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

Pengalaman pribadi

Pengalaman orang lain

Berita di media massa

StatusFacebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

Imajinasi

Mengamati lingkungan

Perenungan

Membaca buku

Semua hal bisa menjadi ide tulisan kita. Sekarang kembali ke buku yang saya tulis. Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020

Menulis tentang literasi digital. Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet. 

Referensi terdiri  dari :

Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ; 

Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;

Penemuan yang telah didapatkan.

Pemikiran yang telah direnungkan

  

Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet 

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau 

(https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Beliau juga akan memberikan materi kepada Bapak Ibu dan langkah beliau sangat mujarab

Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Menurut beliau ada 5 langkah yang harus dikerjakan antara lain:

Langkah Pertama

Berikut ini adalah anatomi sebuah buku non-fiksi.

  Anotomi Buku

Halaman Judul

Halaman Persembahan (OPSIONAL)

Halaman Daftar Isi

Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

Halaman Prakata

Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

Bagian /Bab

Halaman Lampiran (OPSIONAL)

Halaman Glosarium

Halaman Daftar Pustaka

Halaman Indeks

Halaman Tentang Penulis

Jadi kalau mau mengikuti ujian sertifikasi penulis buku anatomi buku itu ada, Halo memang harus menggunakan jalur potofolio, buku yang ditulis pasti akan dilihat anatomi bukunya.

 Langkah kedua

Menulis Draf

Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga

Merevisi Draf

Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat 

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

Ejaan

Tata bahasa

Diksi

Data dan fakta

Legalitas dan norma

KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah.

Langkah kelima

MENERBITKAN.

Bagaimana dengan hambatan-hambatan dalam menulis? Pasti melewati jalan mulus tidak berlobang pasti mengantuk. Jadi ya harus bertemu dengan aral dan rintangan.

Hambatan-hambatan dalam menulis 

Hambatan waktu

Hambatan kreativitas

Hambatan teknis

Hambatan tujuan

Hambatan psikologis

Bagaimana cara mengatasinya?

Banyak membaca

Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.

Disiplin menulis setiap hari.

Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak)

Diawali dengan anne-marie menggunakan Google Trend untuk menulis sesuatu yang dekat dengan kita yang kita kuasai dan kita cintai titik untuk yang kita cintai pasti kita mau melakukan apa saja.(Bu lin)

Dengan cara kita banyak mencari inspirasi di lingkungan untuk mendapatkan ide dan kekreatifitasan kita untuk menulis atau dengan literasi dan sering juga menulis untuk membangkitkan rasa percaya diri dalam menulis. Dengan menggunakan Google Trend kita dapat menggunakan kecerdasan buatan untuk mereka apa saja yang dicari orang, untuk dasar penulisan bagi seorang penulis. 

Sesi tanya jawab

Menjadikan menulis sebagai keterampilan seperti pemateri,  apa langkah awal pemateri agar tulisan menginspirasi pembaca?

Jawab 

Seperti saya sampaikan di materi saya, berapa ratus purnama telah kita lalui, duka dan tawa telah mewarnai kehidupan kita. Seandainya kita menulis sejak kecil dan semua hal yang menginspirasi kita tulskan, berapa puluh buku yang diterbitkan.Dengan menulis sesuatu yang dekat dengan kita, yang kita kuasai dan kita cintai. Untuk yang kita cintai, pasti kita mau melakukan apa saja. Jadi ingat dengan ketika kita di bangku sekolah dan kita disuruh mengarang dengan tema yang telah ditentukan oleh guru kita. Saya yakin semua pernah mengalami itu, dan kita bisa menebak hasilnya kurang bagus dan kita sangat terpaksa melakukan itu. Untung sekarang kita di era Merdeka Belajar, semoga hal seperti itu tidak terulang kembali untuk peserta didik kita. Jadi kita bisa mengambil sesuatu yang merupakan pengalaman terbaik kita ataupun orang-orang di sekitar kita menjadi tulisan yang menginspirasi. Tahun lalu saya bersama-sama peserta didik saya menulis sebuah antologi dengan judul Selaksa Hikmah Dari Tarokan. Mereka menulis berdasar pengalaman mereka sehari-hari, dengan  orang-orang sederhana, namun hasilnya luar biasa.

Bagaimana cara ibu membagi waktu antara mengajar, bekerja sosial,  berbisnis dan menulis.?

Jawab

Iibaratnya adalah seorang konduktor. musik, seperti mas Adi MS. Kita akan merasakan sesuatu itu enak didengar atau sumbang karena sudah terbiasa dan bergelut dengan hal tersebut setiap hari. Semakin kita sibuk dan banyak kegiatan, kita akan sangat menghargai waktu kita dan berusaha agar iramanya enak didengar dan harmoni. Pembagian waktu tergantung diri kita, kitalah manager atas diri kita. Saya yakin dengan menjadi penulis, kita akan semakin bijaksana membagi waktu.

Bagaimana cara menuangkan tema yang dipilih menjadi judul yang menarik sekaligus trend tinggi?

Jawab

Bapak Joko Irawan, Direktur Penrbit Andi mengatakan sebelum menulis kita harus melihat trend yang terjadi di masyarakat. Aplikasi yang bisa digunakan untuk melihat fenomena tersebut adalah dengan menggunakan Google Trends.

Google Trends menggunakan kecerdasan buatan untuk merekam apa saja yang dicari orang melalui Google, apa saja yang diberitakan di Google. Hasil analisis di Google Trends bisa menjadi dasar untuk menulis.

https://trends.google.co.id/trends/?geo=ID

Trik menuangkan tema/judul ke dalam kerangka /draf yang sesuai alur,sehingga tidak keluar dari tema

Trik menuangkan tema/judul ke dalam kerangka /draf yang sesuai alur,sehingga tidak keluar dari tema adalah dengan langkah-langkah yang saya sampaikan di Pratulis.

Menentukan tema

Menemukan ide

Merencanakan jenis tulisan

Mengumpulkan bahan tulisan

Bertukar pikiran

Menyusun daftar

Meriset

Membuat Mind Mapping

Menyusun kerangka

Apakah tulisan nonfiksi sama dengan tulisan hasil penelitian

Jawab

Betikut ini jenis tulisan nonfiksi

Otobiografi.

Esai.

Opini.

Memoar.

Junal.

Biografi.

Buku pedoman.

Karya tulis ilmiah (skripsi, tesis, disertasi)

Hasil penelitian merupakan salah satu tulisan nonfiksi.

Apa sih keistimewaan dari buku non fiksi, dan mengapa buku non fiksi tampaknya lebih di sukai oleh khalayak pada masa pandemic covid 19 ini.

Jawab

Buku non fiksi adalah karya yang berdasarkan data dan fakta.

Di masa pandemi ini jika kita masuk ke Google Trends dan memasukkan kata kunci vaksin, hasilnya seperti ini. Hal ini bisa dilihat, bahwa trend tentang vaksin cenderung meningkat. Di masa pandemi seperti ini, yang dicari oang adalah informasi yang berdasrkan data dan fakta. Orang semakin pandai dalam berliterasi digital. Tulisan-tulisan non fiksi cenderung lebih disukai saat in, karena di tengah berita hoax, berita yang simpang siur, orang percaya jika itu ada dat dan fakta.

Motivasi terbesar yg kemudian ngalahkan rasa takut, juga rasa malu ditambah rasa malas 😃  Dan bagaimana caranya melawan hawa negatif itu.

Jawab 

Motivasi terbesar ada di dalam diri kita, dan itu tidak bisa dikondisikan oleh orang lain. Jawabannya ada di dalam diri kita.

Saya kira yang ikut Kelas Menulis Om Jay ini sudah melangkah ke jenjang lebih tinggi, berani mengalahkan rasa malas, rasa takut dan juga malu. Bapak Ibu sekarang sudah memiliki blog yang menampung tulisan Bapak Ibu dan tiap hari sudah siap dibaca orang. Ini berarti sudah tidak takut, tidak malas dan tidak malu. Hebat kan!

Dengan group Wa tanpa tatap muka kita sudah mengalahkan musuh diri kita sendiri. Ayo bangkit kaum rebahan dan mulai menghasllkan karya. Kalau tidak sekarang kapan lagi. Semangat💪

Bagaimana kita menerbitkan buku dari skripsi atau tesis kita namun supaya termasuk buku yang lagi trandnya naik ?

Untuk thesis atau skripsi tidak bisa diterbitkan jika masih berupa thesis atau skripsi. Ini harus kita ganti formatnya dengan cara mengubah menjadi best practice, artinya hal-hal terbaik apa yang ada di dalam penelitian tersebut dan sejalan dengan yang lagi dicari orang untuk saat ini. Misal, penelitian tentang efektivitas pembelajaran online, ini akan menjadi buku yang menarik dan dicari banyak pengajar jika berjudul Inspirasi Kelas Virtual. Buku yang berisi trik dan tips maupu panduan sangat disukai orang.

Adakah buku yang merupakan gabungan non fiksi dan fiksi ? Apakah struktur penulisan sama dgn yg dijelaskan ? Gabungan fiksi dan nonfiksi misalkan komik pembelajaran. 

Datanya nonfiksi, namun disajikan secara fiksi supaya menarik untuk dipelajari.

1. Boleh kah kata pengantar dibuatkan oleh kepala sekolah tempat kita mengajar

2. Untuk penulisan biodata penulis untuk penulisan standar itu berapa kata yang harus di tuliskan,terimakasih sebelumnya.

Perbedaan kata pengantar dan prakata. Kata pengantar ditulis oleh orang lain, sedangkan prakata ditulis penulis itu sendiri. Kepala sekolah bisa menuliskan kata pengantar untuk buku Ibu. Sedangkan  biodata penulis biasanya 1 halaman.

kesempatan menulis ini adalah luar biasa. TAKE IT OR LEAVE IT.

Semoga apa yang disampaikan malam ini, menjadi penyemangat untuk mewujudkan cita-cita sebagai penulis. 

Keabadian sepanjang zaman adalah karya yang bisa dirasakan walau kita sudah tiada. DIALAH BUKU.

Terima kasih atas kesempatan yang luar biasa ini. Saya mohon maaf jika ada tutur kata yang kurang berkenan. 

Salam sehat. 

Assalamu'alaikum Wr. Wb. 



Gelombang :19 dan 20

Tema : Konsep Buku Non Fiksi

Narasumber : Musiin,.MPd

Moderator :Mr Bam's

Hj.Nia Kania Dewi,. ST. M. MPd

SMAN 1 RANCAEKEK


1 komentar:

Menulis Autobiografi

  Menulis Autobiografi Alhamdulilah  jumat berkah untuk mengikuti Pelatihan Belajar menulis di PGRI yang mana pertemuan kali ini  di bawakan...